Beragamnya pergaulan buruk remaja jaman sekarang menjadikan kualitas
remaja semakin tidak baik, bahkan banyak dari mereka para remaja Indonesia yang
mudah sekali terhasut oleh teman-teman sekitarnya untuk melakukan hal-hal yang
tidak baik serta sangat merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Alasan mereka
mengikuti pergaulan yang sebenarnya tidak baik tersebut kemungkinan karena
tidak ingin diejek atau dianggap tidak menyenangkan dalam pergaulan atau ada
juga dengan alasan menikmati hidup. Salah satu contohnya adalah hasutan untuk
mengikuti tawuran dengan alasan solidaritas. Tawuran itu sendiri menurut saya
adalah suatu perkelahian yang terjadi antar kelompok untuk menunjukkan serta
menentukan siapa yang paling kuat antara kelompok yang terlibat perkelahian
tersebut. Para pelaku tawuran kebanyakan adalah dari kalangan remaja yang
energinya masih sangat berlebih dan emosinya pun masih sangat labil untuk dikendalikan.
Beberapa penyebab terjadinya tawuran adalah karena ingin terlihat paling kuat,
berani, ketidak terimaan dianggap lemah, merasa paling berkuasa, dan
sebagainya. Sebelum memulai tawuran, biasanya para pelaku mempersiakan
peralatan yang akan digunakan untuk tawuran, seperti gear, pisau, celurit,
samurai, dan benda-benda berbahaya lainnya. Saling pukul dan serang tidak ragu
mereka (pelaku tawuran) lakukan dengan alasan mempertahanakan harga diri
kelompok, permasalahan kekuasaan, dan lainnya. Mungkin menurut para pelaku
tawuran, mereka akan terlihat jago, dan hebat bila mengikuti tawuran. Padahal
faktanya, banyak sekali dampak negatif yang ditimbulkan paska tawuran
berlangsung, diantaranya jatuhnya korban jiwa yang terlibat maupun tidak
terlibat tawuran tersebut, misalnya saja tawuran yang belakangan ini terjadi
antara SMA 6 dan SMA 70 Jakarta serta menewaskan seorang remaja yang tidak
terlibat dalam tawuran tersebut. Selain itu, ternyata terdapat beberapa lokasi
khususnya Jakarta dan sekitarnya yang menjadi titik rawan aksi tawuran
yang tercatat di Humas Polda Metro Jaya. Berikut adalah lokasi tersebut dikutip
dari
http://news.detik.com/read/2012/09/27/213435/2041730/10/lokasi-rawan-tawuran-pelajar-tersebar-di-37-titik
I. Jakarta Pusat:
1. Jl Petojo, Gambir
2. Jl Kramat Jaya Senen
3. Jl Garuda, Senen
4. Jl Letjen Suprapto, Cempaka Putih
II. Jakarta Utara:
1. Jl Yos Sudarso depan Pos Giro
2. Jl RE Martadinata Jembatan Goyang, Tanjung Priok
3. Samping lapangan golf Kemayoran
III. Jakarta Barat :
1. Depan Season City Tambora/Jembatan Besi
2. Jl Ratu Menten, Tanjung Duren
3. Jl Daan Mogot, Depan indosiar
4. Jl Daan Mogot Taman Kota Cengkareng
5. Jl Baru Palmerah
IV. Jakarta Selatan:
1. Kawasan Bulungan
2. Jl Buncit Raya
3. Jl bukit Duri
4. Jl Minangkabau, Manggarai
5. Jl Ir H Juanda, Ciputat, depan kampus UIN.
V. Jakarta Timur:
1. Jl Matraman Raya,
2. Jl Otista Raya,
3. Jl Pahlawan Revolusi Pondok Bambu
4. Jl DI Panjaitan Cawang
5. Jl Raya Cakung
VI Depok:
1. Jl raya sawangan
2. Jl Merdeka
VII. Bekasi Kota:
1. Jl Ahyadi Sekitar gor
2. Jl Joyo Martono, Bulak kapal.
VIII. Bekasi Kabupaten:
1. Pertigaan Kawasan Hyundai, Cikarang Selatan
2. Jembatan flyover Cikarang Kota
3. Jembatan perbatasan Kedung Waringin
IX. Tangerang Kota:
1. Jl MH Thamrin Cipondoh
2. Flyover Jl Jenderal Sudirman
3. Flyover Cikokol
4. Jl Daan Mogot Batu Ceper
5. Jl R Patah Sudimara Selatan Ciledug
X. Tangerang Kabupaten:
1. Jl Serang depan Citra Raya Cikupa
2. Jl Serang pasar Balaraha
3. Jl Raya serpong Tangsel
Dampak negatif lainnya dari tawuran adalah rusaknya fasilitas umum,
kegaduhan yang dapat mempengaruhi psikologis dan kerugian berupa materi.
Tawuran jaman sekarang mengalami kemajuan dalam artian yang buruk, karena bukan
hanya melibatkan remaja STM atau SMA, tetapi para siswa SD pun mulai
ikut-ikutan tawuran diusia mereka yang masih tergolong anak-anak. Kemungkinan
anak-anak tersebut menganggap bahwa tawuran adalah hal yang keren atau apapun
itu namanya.
Masalah tawuran yang banyak diberitakan di media umum seharusnya menjadi
perhatian serius pemerintah agar tidak ada lagi ” budaya” tawuran dikalangan
penerus bangsa yang masih memiliki semangat tinggi. Mungkin beberapa cara
berikut dapat menjadi solusi agar tidak ada lagi tawuran:
1.
Energi remaja yang masih sangat berlimpah ada baiknya diarahkan kepada
kegiatan yang lebih bermanfaat seperti mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
ataupun kegiatan-kegiatan positif lainnya diluar sekolah.
2.
Memberikan pengarahan yang baik dan menyenangkan kepada para remaja yang
memang sering terlibat tawuran untuk berhenti melakukan tawuran.
3.
Membimbing remaja untuk lebih dekat kepada Tuhan Yang Maha Esa agar
perilaku lebih baik.
4.
Para orang tua sebaiknya jangan mengabaikan anak saat dirumah walaupun
dalam keadaan selelah apapun, kasih sayang dan perhatian dapat mendukung
perilaku yang baik, karena emosi dan psikologis remaja pada umumnya labil.
Begitulah kurang lebih pendapat saya mengenai “tawuran”, bila ada yang kurang
berkenan terhadap tulisan diatas, saya meminta maaf atas hal tersebut, karena
kesempurnaan hanya milik Allah semata.
Ulfiana Sumaryati