Selasa, 09 Oktober 2012

Fenomena Pergaulan Remaja


Pergaulan dan Orangtua
Oleh: Ulfiana Sumaryati

            Semakin kesini, pergaulan remaja semakin beragam, tanpa memandang gender, status sosial, bahkan agama. Sayangnya, pergaulan tersebut banyak yang membuat kualitas remaja semakin menurun, walaupun hal itu bergantung dari remajanya sendiri. Banyak remaja yang telah terbuai dengan kesenangan pergaulan yang mereka jalani, dan tidak menyadari bahwa pergaulan tersebut tidak dipandang baik oleh masyarakat. Beberapa pergaulan buruk mencakup penggunaan obat-obatan terlarang, seks bebas, tawuran, serta tindakan-tindakan yang merugikan baik terhadap diri sendiri ataupun masyarakat sekitar. Banyak sekali alasan yang menjadikan remaja tersebut terjerumus dalam pergaulan yang berbau negatif tersebut, beberapa adalah karena suasana dilingkungan rumah, karena pengaruh dari teman sekitar, ataupun karena keinginan mencoba-coba.
            Banyak cara yang dapat dijadikan sebagai benteng untuk pergaulan remaja yang buruk, diantaranya:
  1. Membekali dengan ilmu spiritual agar semakin dekat dengan Tuhan YME
  2. Orangtua harus mengawasi setiap kegiatan yang dijalani oleh anak, namun jangan terkesan mengawasi seolah tidak mempercayai setiap kegiatan anak adalah hal negatif.
  3. Memberikan perhatian ketika anak terlihat dalam masalah, dan membantu menyelesaikan masalah.
  4. Bila ada konflik dengan anak, sebaiknya orang tua tidak sampai menggunakan kekerasan walaupun sekedar kekerasan dalam perkataan, karena kekerasan dapat mengganggu psikologis anak.
  5. Mengawasi pergaulan anak, namun tidak terkesan membatasi dengan siapa dia berteman, bila temannya termasuk dalam anak yang tidak baik, beritahukan kepada anak dengan cara yang baik dan kepala dingin, jangan langsung melarang anak untuk tidak berteman dengan teman yang tidak baik itu.

            Sekiranya begitulah cara-cara yang dapat ditempuh para orangtua untuk mengarahkan anaknya agar bergaul dengan baik dan dalam konteks yang positif menurut saya.

Senin, 08 Oktober 2012

Tawuran itu...


Beragamnya pergaulan buruk remaja jaman sekarang menjadikan kualitas remaja semakin tidak baik, bahkan banyak dari mereka para remaja Indonesia yang mudah sekali terhasut oleh teman-teman sekitarnya untuk melakukan hal-hal yang tidak baik serta sangat merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Alasan mereka mengikuti pergaulan yang sebenarnya tidak baik tersebut kemungkinan karena tidak ingin diejek atau dianggap tidak menyenangkan dalam pergaulan atau ada juga dengan alasan menikmati hidup. Salah satu contohnya adalah hasutan untuk mengikuti tawuran dengan alasan solidaritas. Tawuran itu sendiri menurut saya adalah suatu perkelahian yang terjadi antar kelompok untuk menunjukkan serta menentukan siapa yang paling kuat antara kelompok yang terlibat perkelahian tersebut. Para pelaku tawuran kebanyakan adalah dari kalangan remaja yang energinya masih sangat berlebih dan emosinya pun masih sangat labil untuk dikendalikan. Beberapa penyebab terjadinya tawuran adalah karena ingin terlihat paling kuat, berani, ketidak terimaan dianggap lemah, merasa paling berkuasa, dan sebagainya. Sebelum memulai tawuran, biasanya para pelaku mempersiakan peralatan yang akan digunakan untuk tawuran, seperti gear, pisau, celurit, samurai, dan benda-benda berbahaya lainnya. Saling pukul dan serang tidak ragu mereka (pelaku tawuran) lakukan dengan alasan mempertahanakan harga diri kelompok, permasalahan kekuasaan, dan lainnya. Mungkin menurut para pelaku tawuran, mereka akan terlihat jago, dan hebat bila mengikuti tawuran. Padahal faktanya, banyak sekali dampak negatif yang ditimbulkan paska tawuran berlangsung, diantaranya jatuhnya korban jiwa yang terlibat maupun tidak terlibat tawuran tersebut, misalnya saja tawuran yang belakangan ini terjadi antara SMA 6 dan SMA 70 Jakarta serta menewaskan seorang remaja yang tidak terlibat dalam tawuran tersebut. Selain itu, ternyata terdapat beberapa lokasi khususnya Jakarta  dan sekitarnya yang menjadi titik rawan aksi tawuran yang tercatat di Humas Polda Metro Jaya. Berikut adalah lokasi tersebut dikutip dari http://news.detik.com/read/2012/09/27/213435/2041730/10/lokasi-rawan-tawuran-pelajar-tersebar-di-37-titik
I. Jakarta Pusat:
1. Jl Petojo, Gambir
2. Jl Kramat Jaya Senen
3. Jl Garuda, Senen
4. Jl Letjen Suprapto, Cempaka Putih

II. Jakarta Utara:
1. Jl Yos Sudarso depan Pos Giro
2. Jl RE Martadinata Jembatan Goyang, Tanjung Priok
3. Samping lapangan golf Kemayoran

III. Jakarta Barat :
1. Depan Season City Tambora/Jembatan Besi
2. Jl Ratu Menten, Tanjung Duren
3. Jl Daan Mogot, Depan indosiar
4. Jl Daan Mogot Taman Kota Cengkareng
5. Jl Baru Palmerah

IV. Jakarta Selatan:
1. Kawasan Bulungan
2. Jl Buncit Raya
3. Jl bukit Duri
4. Jl Minangkabau, Manggarai
5. Jl Ir H Juanda, Ciputat, depan kampus UIN.

V. Jakarta Timur:
1. Jl Matraman Raya,
2. Jl Otista Raya,
3. Jl Pahlawan Revolusi Pondok Bambu
4. Jl DI Panjaitan Cawang
5. Jl Raya Cakung

VI Depok:
1. Jl raya sawangan
2. Jl Merdeka

VII. Bekasi Kota:
1. Jl Ahyadi Sekitar gor
2. Jl Joyo Martono, Bulak kapal.

VIII. Bekasi Kabupaten:
1. Pertigaan Kawasan Hyundai, Cikarang Selatan
2. Jembatan flyover Cikarang Kota
3. Jembatan perbatasan Kedung Waringin

IX. Tangerang Kota:
1. Jl MH Thamrin Cipondoh
2. Flyover Jl Jenderal Sudirman
3. Flyover Cikokol
4. Jl Daan Mogot Batu Ceper
5. Jl R Patah Sudimara Selatan Ciledug

X. Tangerang Kabupaten:
1. Jl Serang depan Citra Raya Cikupa
2. Jl Serang pasar Balaraha
3. Jl Raya serpong Tangsel

Dampak negatif lainnya dari tawuran adalah rusaknya fasilitas umum, kegaduhan yang dapat mempengaruhi psikologis dan kerugian berupa materi. Tawuran jaman sekarang mengalami kemajuan dalam artian yang buruk, karena bukan hanya melibatkan remaja STM atau SMA, tetapi para siswa SD pun mulai ikut-ikutan tawuran diusia mereka yang masih tergolong anak-anak. Kemungkinan anak-anak tersebut menganggap bahwa tawuran adalah hal yang keren atau apapun itu namanya.
Masalah tawuran yang banyak diberitakan di media umum seharusnya menjadi perhatian serius pemerintah agar tidak ada lagi ” budaya” tawuran dikalangan penerus bangsa yang masih memiliki semangat tinggi. Mungkin beberapa cara berikut dapat menjadi solusi agar tidak ada lagi tawuran:
1.      Energi remaja yang masih sangat berlimpah ada baiknya diarahkan kepada kegiatan yang lebih bermanfaat seperti mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ataupun kegiatan-kegiatan positif lainnya diluar sekolah.
2.      Memberikan pengarahan yang baik dan menyenangkan kepada para remaja yang memang sering terlibat tawuran untuk berhenti melakukan tawuran.
3.      Membimbing remaja untuk lebih dekat kepada Tuhan Yang Maha Esa agar perilaku lebih baik.
4.      Para orang tua sebaiknya jangan mengabaikan anak saat dirumah walaupun dalam keadaan selelah apapun, kasih sayang dan perhatian dapat mendukung perilaku yang baik, karena emosi dan psikologis remaja pada umumnya labil.

            Begitulah kurang lebih pendapat saya mengenai “tawuran”, bila ada yang kurang berkenan terhadap tulisan diatas, saya meminta maaf atas hal tersebut, karena kesempurnaan hanya milik Allah semata.


Ulfiana Sumaryati