Rabu, 11 Januari 2012

Manusia dan Kegelisahan


Kegelisahan menurut definisi saya sendiri adalah suatu perasaan tidak tenang, khawatir, cemas, dan takut akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Menurut pemikiran saya, banyak penyebab seseorang merasa gelisah, misalnya saja ketika seseorang dalam tingkat stress yang tinggi, dalam keadaan dimana emosi sedang dipermainkan, dalam keadaan dimana masalah menumpuk tanpa menemukan solusinya dan lain sebagainya.

Saran saya saat kegelisahan mulai datang, lebih baik segera mencari pusat keramaian misalnya, datang kerumah teman, kepusat perbelanjaan, atau menangis. Iya, menangis adalah salah satu pereda kegelisahan, itu menurut saya. Begini logikanya, saat gelisah, seseorang kemungkinan besar sedang memendam beban berat dalam dirinya. Mereka ingin sekali mengungkapkan  beban itu namun dengan hal yang baik. Nah, salah satu hal itu adalah dengan menangis. Dengan seiring air mata yang dikeluarkan, maka sedikit banyak beban yang diungkapkan. Setelah itu, perasaan akan sedikit merasa tenang dan kegelisahan pun dapat diredam.

Contoh – contoh  kegelisahan menurut pendapat saya pun sangat banyak sekali. Misalnya saja gelisah karena bingung bagaimana cara menyatakan perasaan untuk orang yang disukainya. Biasanya hal ini banyak menimpa remaja – remaja. Walaupun hal tersebut tidak sewajarnya terlalu dipikirkan oleh usia – usia remaja, namun hal ini dapat menyita konsentrasi remaja tersebut. Maka dari itu, saya menganjurkan untuk para remaja yang sedang menyukai seseorang, untuk menyatakan perasaannya agar konsentrari tidak dikacaukan kegelisahan. Karena saya sendiri masih remaja, dan mengerti pemikiran setiap remaja.
Contoh lain adalah kegelisahan menunggu pengumuman. Entah itu pengumuman kelulusan, pengumuman penerimaan, pangumuman apapun. Banyak cara yang dapat saya sarankan untuk sedikit mengatasi kegelisahan itu. Misalnya dengan berlibur kerumah saudara, ataupun ketempat liburan faforit. Namun sebenarnya ada satu hal yang memang manjur untuk meredam kegelisahan, yaitu dengan memasrahkan semuanya kepada yang maha kuasa atas segala rencana dan harapan kita. Karena, dengan memasrahkan segala nya kepada Tuhan yang maha esa, maka kita akan dapat mengambil nilai penting bila yang kita inginkan belum terwujud, yaitu karena keinginan kita itu memang bukan yang terbaik untuk kita. Percayalah, setiap keputusan dari Tuhan adalah memang yang terbaik untuk kita.

Manusia dan Harapan


Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan berbuah kebaikan di waktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu.  Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha.
Sumber:

Opini saya:
“Harapan menurut definisi saya sendiri adalah, suatu sikap menginginkan sesuatu yang akan terjadi di kemudian hari. Namun, menurut pendapat dari sumber diatas pun serupa dengan apa yang saya pikirkan, karena harapan memang pada umumnya berbentuk abstrak, tidak jelas, namun dapat dirasakan dan dapat dijadikan menjadi suatu kenyataan.”

 Opini saya yang lain:
“ Setiap manusia pasti memiliki harapan yang mungkin saja harapan itu akan dapat terlaksana entah esok, lusa, ataupun dimasa mendatang. Namun yakinlah, bila usahamu sepadan dengan apa yang kamu asa kan, maka asa itu akan menjadi nyata. Hanya perlu optimis diri bahwa bila tidak sekarang, maka lain waktu usaha dari harapanmu akan terwujud. Believe it gals!”